Rabu, 25 Juli 2012

Tiga Golongan yang Merugi

dakwatuna.com - Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kepada kita ayat-ayat-Nya di penjuru langit dan ufuk bumi, bahkan dalam diri kita sendiri. Allah ciptakan kepada kita matahari yang mengajarkan kepada kita untuk percaya diri dan tepat janji datang di pagi hari dengan sinar yang berseri. Allah ciptakan kepada kita juga purnama yang mengajarkan kepada kita untuk bersinar lembut dan bijaksana, berani tapi penuh kelembutan, lembut tapi penuh keberanian.


Shalawat dan salam tak lupa kita sanjungkan ke hadirat Nabi Besar Muhammad SAW. Rasul yang mengajarkan kepada kita bagaimana menghadapi kehidupan yang begitu berat, ujian yang begitu dahsyat, dan cobaan yang begitu hebat dengan senyuman, dengan ketenangan, dengan keikhlasan yang bermodal dari keyakinan.

Manusia itu yang penting ketulusannya, bukan kemulusannya, tulusnya bukan fulusnya, budi pekertinya bukan body pekertinya. Rasul pernah mengingatkan kepada kita, khawatir Rasul jangan sampai apa yang kita miliki tidak ada gunanya. Untuk itu Rasul berkata, “Ya Allah lindungilah aku dari ilmu yang tidak ada manfaatnya.”
Jadi, semakin pintar bukan semakin benar, semakin pintar semakin kebelinger. Makin mengerti ilmu bukan makin lurus, makin rajin korupsi. Semakin banyak titelnya, bukan makin rendah hati, makin tinggi diri ilmu yang tidak ada gunanya.

Bahkan Rasul pernah mengingatkan tentang sebuah hadits, “Itu adalah tiga golongan yang pertama kali Allah ciptakan untuk Allah siksa di hari kiamat.” Siapakah mereka? Yang manfaatnya tidak ada karena tidak tulus, tidak ikhlas.

Di antaranya yang masuk pertama kali ke neraka adalah orang yang mati di jalan Allah. Ketika dia dimasukkan ke dalam neraka, dia berkata, “Ya Allah bukankah aku dulu berjihad di jalan-Mu? Aku membela agama-Mu, aku berperang dan mati dalam membela agamaMu.” “Engkau dusta. Engkau berperang supaya dianggap berani. Supaya dianggap jadi pahlawan.”

Jadi hati-hati kalau kita beramal supaya kelihatan orang, supaya dianggap hebat, supaya dianggap berani, supaya dianggap pahlawan. Bahkan mujahid Allah dikatakan Anda dusta, ditarik mukanya disungkurkan ke dalam neraka. Itulah akibat orang-orang yang suka cari popularitas, suka mencari tepuk tangan orang lain, dan kemudian bangga di hadapan orang lain.

Golongan kedua adalah orang penghafal Al Quran. Dalam surat lain disebutkan orang yang ahli agama. Dia termasuk pertama kali dimasukkan ke neraka di hari kiamat. “Ya Allah bukankah aku dulu belajar agama supaya aku bisa mengajarkan agama di jalan-Mu?” “Engkau dusta. Engkau belajar agama supaya bisa dianggap pintar. Engkau belajar agama supaya bisa dianggap alim. Engkau belajar agama supaya dihormati orang lain.” Oleh karenanya orang-orang yang belajar agama tapi niatnya bukan karena Allah SWT, tempatnya di neraka. Niatnya bukan untuk Allah, tapi untuk bangga-bangga dan kesombongannya.

Kemudian golongan ketiga adalah orang-orang yang banyak sekali hartanya dimasukkan ke dalam neraka. “Ya Allah, bukankah aku berbagi di jalan-Mu, aku memberi di jalan-Mu?.” “Engkau dusta. Engkau memberi supaya dianggap dermawan. Engkau memberi supaya dianggap orang kaya. Engkau memberi supaya dianggap orang yang paling mukhsin, paling baik kepada orang lain.”

Orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang tidak ikhlas. Makanya Allah mengingatkan “Barangsiapa yang ingin kelihatan orang, Allah perlihatkan aibnya. Barangsiapa yang ingin kedengaran aibnya, Allah perdengarkan aibnya.” Hati-hati, riya’ itu merusak amal.

Ada orang yang niatnya bukan karena Allah, padahal kerjaannya ibadah. Pahalanya hilang. Ada orang thawaf  karena Allah, dia pergi haji. Thawafnya pahala dia bawa ke surga. Ada orang thawaf tujuh kali, tidak dapat pahala karena dia berputar di sekitar Ka’bah karena dia mencari cincinnya yang hilang, istrinya yang hilang, duitnya yang hilang. Mendapat pahala? Tidak. Karena niatnya bukan karena Allah SWT.

Dan bukan hanya karena itu, amal tergantung dari niatnya. Luruskanlah keikhlasan kita. Barangsiapa yang niatnya karena Allah dan Rasul-Nya, dia mendapat Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang niat amal sedekahnya karena dunia, karena TV, karena mobil, karena ingin kaya, itu dia mendapat, dia tidak mendapat Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat amalnya karena perempuan yang hendak dia nikahi, maka dia tidak mendapat apa-apa di sisi Allah kecuali perempuan itu tadi. Kalau iman di sana berarti surga balasannya. Kalau hidup itu perahu mati dermaganya. Kalau Allah yang kita tuju insya Allah kita bahagia.  Wallohu A’lam.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/21824/tiga-golongan-yang-merugi/
Selengkapnya...

Sabtu, 21 Juli 2012

Allah hanya 3x memanggil kita

Sebagai insan, sepatutnya kita selalu ingat kepada Pencipta kita. Sadarkah kita bahwasannya selama hidup kita didunia fana ini, Allah SWT hanya 3 kali memanggil kita.

Dua diantara panggilan tersebut dikhususkan bagi umat Muhammad, sedangkan satu panggilan lagi diperuntukkan bagi seluruh umat manusia.

Salat in desert
Panggilan pertama adalah Adzan. Ya, Allah memanggil umat Islam untuk melakukan sholat sebagai bentuk penyerahan diri mahluk kepada penciptanya. Panggilan ini setiap hari kita dengarkan, bahkan 5 kali dalam sehari Allah memanggil kita untuk menghadap pada-Nya. Seringkali kita lalai, padahal jika ditanya kepada setiap muslim ‘siapakah Tuhanmu?’, pasti mereka menjawab ‘Allah SWT’, tetapi banyak muslim yang mengabaikan panggilan ini dan sedikit sekali muslim yang sadar akan panggilan ini. Kesibukan terkadang menjadi faktor utama dalam terabaikannya panggilan Allah yang pertama ini.

ka'bah
Panggilan kedua adalah Haji. Ini adalah panggilan yang spesial, karena Allah hanya memanggil ummat Islam yang mampu dan mendapat rahmat dari-Nya untuk berkunjung ke baitullah atau rumah Allah. Suatu penghormatan yang luhur dari Sang Khalik terhadap hambanya untuk datang berkunjung kerumah-Nya. Tidak semua muslim mendapat memenuhi panggilan ini karena banyak faktor. Beruntunglah seorang muslim yang bisa memenuhi panggilan ini. (Yaa Allah, semoga Engkau memanggilku untuk berkunjung ke rumah-Mu)









the coffin
Panggilan ketiga adalah Maut. Panggilan ini berlaku bagi seluruh umat manusia atau lebih tepatnya kepada seluruh mahluk yang hidup. Jadi penggilan ini bersifat umum. Ini adalah panggilan terakhir bagi seluruh mahluk seperti difirmankan dalam Al-Quran :







QS. Al Anbiyaa (21) : 35
“Tiap-tiap yang berJiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan”.

QS. Al Ankabuut (29) 57
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami
kamu dikembalikan”.

Mati adalah sebuah kepastian, dan yang paling utama adalah kita mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi kepastian tersebut. Penuhilah panggilan Allah yang pertama dan kedua jika mampu sebelum panggilan yang ketiga datang kepada kita.

Waktu datangnya panggilan Allah yang sudah kita ketahui, juga panggilan kedua waktunya bisa kita prediksi, tetapi panggilan Allah yang ketiga tidak ada satu mahlukpun dimuka bumi ini yang bisa memperkirakan datangnya kematian. Manakala Allah memanggil kita untuk menghadap padan-Nya dalam bentuk ‘maut’, maka tidak ada lagi waktu untuk memenuhi panggilan-panggilan lainnya. Yang ada hanyalah pertanggung jawaban akan amal dan perbuatan kita di dunia.
Selengkapnya...

Jumat, 06 Juli 2012

ES, DSS, EIS, & IS


      1. Expert system adalah program komputer yang dirancang untuk memiliki kemampuan menyelesaikan masalah seperti apa yang biasa dilakukan Seorang pakar. Keuntungan yang diberikan system pakar antara lain: Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli, bisa melakukan proses secara berulang, dan dapat menghemat waktu.

      Contoh: aplikasi untuk mendiagnosis jenis penyakit mata pada manusia
      
       tahap pembuatannya: Tahap pertama yaitu membuat latar belakang medis macam-macam penyakit mata melalui wawancara pribadi dengan dokter spesialis mata. Tahap kedua data tersebut kemudian diolah menjadi aplikasi yang mudah dan dapat digunakan masyarakat secara umum.

Cara kerjanya yaitu user akan diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan gejala yang dirasakan, user menjawab dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Setelah menjawab beberapa pertanyaan, maka aplikasi akan menghasilkan kesimpulan mengenai jenis penyakit mata yang diderita user dan memberikan solusi atau cara penanganan terhadap jenis penyakit yang diderita tersebut.
  
      2. Decision support system adalah sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam proses pengambilan keputusan. Keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang bagi mereka. Beberapa manfaat dari DSS antara lain: dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan, mampu menyajikan berbagai alternatif, dan menghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.

Contoh: system pengambil keputusan mahasiswa berprestasi

Secara garis besar DSS ini dibangun oleh tiga komponen besar:
 
  Database = berisi kumpulan dari semua data mahasiswa yang dimiliki universitas, baik berupa nilai akademik, absensi kehadiran, UKM, prestasi yang di raih, dll. 
    Model Base = suatu model yang merepresentasikan Database ke dalam model matematika sebagai dasar pengambilan keputusan termasuk didalamnya komponen-komponen terkait serta kriteria—kriteria tertentu.
   Software System = Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software system), aplikasi ini kemudian akan menampilkan mahasiswa-mahasiswa yang memenuhi kriteria mahasiswa berprestasi sehingga membantu dosen mengambil keputusan lebih efisien

3. Executive information system adalah sistem yang menyediakan informasi bagi eksekutif tentang kinerja organisasi untuk mendukung kegiatan dan pekerjaannya. EIS pada dasarnya terdiri atas sebuah komputer personal (PC) yang terhubung ke suatu basis data eksekutif. Sistem ini akan memberikan tampilan informasi yang sesuai dengan permintaan, informasi biasanya disajikan dalam bentuk diagram/grafik.

Contoh: EIS dalam industri kendaraan bermotor 

Dengan adanya laporan penjualan tiap-tiap dealer motor yang tersimpan di database system, maka EIS dapat menampilkan model jaringan penjualan dealer sehingga eksekutif dapat menganalisis model penjualan yang efisien. Selain itu eksekutif juga dapat memodelkan pengendalian biaya manufaktur yang baik dari diagram biaya-biaya produksi yang ditampilkan oleh EIS.


 
4. intelligence system adalah sistem yang menyerupai atau meniru cara berfikir manusia. Sistem kerja otak yang berfungsi sebagai pengendali dari semua proses tersebut, dianalogikan dalam bentuk persamaan-persamaan yang diubah dalam suatu pemograman yang dapat dimengerti oleh mesin komputer.

Contoh: Robot Bigdog

system cerdas yang ditanamkan pada robot BigDog dapat menjaga keseimbangan. Bigdog adalah robot berkaki yang dikembangkan agar memudahkan manusia untuk membawa barang melalui medan yang bervariasi.  keseimbangan antara kecepatan dan percepatan menggunakan sensor yang terdapat pada tiap kakinya digabung dengan informasi medan yang akan dilaluinya. Informasi tersebut diolah pada pusat sistem sehingga membantu Bigdog untuk berjalan, menyeimbangkan tubuhnya, dan menyebarkan beban pada keempat kakinya.
Selengkapnya...

Rabu, 04 Juli 2012

Kalkulasi Amal dan Dosa

dakwatuna.com – Hidup adalah sebuah kompetisi antara memilih menjadi manusia pengabdi atau pembangkang. Setiap hari menghadirkan tawaran mengerjakan kebaikan atau keburukan. Memang kita berbeda dengan malaikat yang selalu taat. Kita juga berbeda dengan iblis yang selalu membangkang. Kita bebas memilih menjadi taat atau sebaliknya. Setiap apa yang kita pilih selalu menghadirkan catatan-catatan. Ketika memilih melakukan dosa dan kemaksiatan, maka ada malaikat Atid yang istiqamah menuliskan catatan dosa tersebut. Ketika memilih mengerjakan kebaikan maka ada malaikat Raqib yang tidak pernah tidur mencatatnya. Semua yang kita pilih menghadirkan konsekuensi amal dan dosa, sekecil apapun. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Seandainya sudah 20 tahun umur kehidupan kita di dunia ini. Maka kita telah menghabiskan jatah hidup sebanyak 7.300 hari lamanya. Kemudian kita kurangi saat kita belum baligh (belum diperhitungkan di catatan dosa atau amal), misalnya dari 0 tahun-10 tahun. Berarti ada 10 X 365 hari= 3650 hari dimana ada catatan dosa dan amal dari yang kita lakukan. Kalau kita melakukan dosa hanya satu setiap harinya, maka kita telah memiliki catatan dosa sebanyak 3650 kali. Padahal setiap hari kehidupan kita tidak pernah terlepas dari godaan dan rayuan maut syaitan durjana. Dia goda kita dengan memandang yang haram, mengingkari janji, menggibahi saudara, mengucapkan kata-kata yang menyakiti, membantah perintah orang tua, riya dengan amal yang dilakukan dan tawaran lain yang menjauhkan kita dari Allah. Lalu seandainya kita setiap harinya melakukan 5 perbuatan dosa, maka kita telah memiliki catatan raport dosa sebanyak 31.750 kali. Sekarang mari kita bandingkan dengan amal kebaikan kita. Misalnya shalat wajib yang kita lakukan sebanyak 5 kali dalam satu hari. Artinya amal kebaikan kita dari shalat wajib saja setiap harinya telah cukup mengimbangi dosa yang kita lakukan, sebanyak 10 tahun x 365 hari x 5 = 31.750 kali. Pertanyaannya dari shalat yang kita lakukan tersebut apakah kita bisa menjamin semuanya diterima Allah? Coba ingat bagaimana kualitas shalat yang kita lakukan? Apakah dalam shalat yang kita lakukan kita telah benar-benar mengingat Allah. Betapa banyak kita tidak khusyuk dalam shalat. Betapa banyak saat shalat kita memikirkan yang lain. Memikirkan pekerjaan yang belum selesai, memikirkan bagaimana cara menyelesaikan tugas yang sulit, memikirkan dimana dan bagaimana menemukan barang yang hilang. Betapa banyak shalat kita dilandasi keinginan dipuji dan disanjung manusia. Kalau sudah seperti ini apakah shalat kita bakal diterima? Ketahuilah Allah hanya menerima ibadah hambaNya yang Ikhlas. Kalau shalat yang merupakan tiang agama dan amal pertama yang dihisab di akhirat nanti saja kualitasnya diragukan, rasa-rasanya kita tidak perlu capek-capek mengkalkulasikan kebaikan yang lain. Sementara dosa yang kita lakukan setiap harinya pasti selalu diperhitungkan. Bagaimana kalau kita bertobat setelah melakukan dosa? Bukankah taubat kita mengurangi atau menghapus catatan dosa kita?
Memang benar taubat menghapus catatan dosa kita. Tapi coba kita tanya kepada diri kita sendiri. ”Apakah kita benar-benar tulus bertobat kepada Allah atas dosa yang kita lakukan? Betapa banyak kita yang bertobat, yang kumat melakukan dosa itu lagi. Betapa banyak taubat kita hanya sebatas di bibir saja, tidak diikuti dengan tobat di hati dan perilaku kita. Kalau sudah tobat seperti ini, apakah catatan dosa itu terhapus? Sekali lagi dapatkah kita menjamin taubat kita diterima?
Belum lagi ditambah perilaku kita yang sering menganggap remeh dosa kecil.
Suatu hari Rasulullah melakukan perjalanan bersama sahabat-sahabatnya di sebuah daerah yang dipenuhi dengan hamparan pasir, tak ada satu pun pepohonan yang tumbuh ditempat mereka berhenti. Sesaat setelah mereka istirahat melepas lelah, Rasulullah memerintahkan sahabat untuk mengumpulkan ranting. Mendengar perintah tersebut, sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak ada ranting di gurun ini? Rasulullah menjawab, cari dan kumpulkan! Kemudian setelah 3 kali ditanya dan mendapatkan jawaban yang sama para sahabat akhirnya melakukan perintah tersebut. Ternyata hasilnya sungguh di luar dugaan, terkumpul begitu banyak ranting dari daerah gurun pasir yang tak ada satu pun pohon tumbuh di sana. Setelah ranting tersebut terkumpul, Rasulullah mengumpulkan sahabat untuk mengelilingi ranting tersebut dan memberikan pesan agungnya, “Wahai sahabatku, begitulah dengan dosa kecil yang kita lakukan, tidak tampak secara kasat mata, tapi ketika dikumpulkan akan menjadi banyak,”
Jangan pernah remehkan aktivitas dosa yang dilakukan sekecil apapun. Lama-kelamaan dosa itu akan menjadi banyak. Menghasilkan bintik-bintik hitam di qalbu kita. Semakin banyak bintik tersebut bercokol di qalbu, semakin hitamlah hati kita. Semakin sulitlah kita menerima cahaya kebenaran. Semakin malaslah kita melakukan amal kebaikan. Kalau sudah seperti ini, layakkah kita menikmati surgaNya?
 dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adzariyat: 56).


Kalau kehadiran kita di dunia ini untuk beribadah maka kenapa kita malah ingin menjadi ahli maksiat? Ingat setiap yang kita pilih pasti akan melahirkan konsekuensi dan tanggungjawab. Mari kita cerdas mengkalkulasikan jumlah dosa dan kebaikan yang kita lakukan setiap harinya. Let’s kita minimalkan dosa, sebaliknya kita tingkatkan kuantitas dan kualitas pengabdian kita kepada Allah SWT. Selagi masih ada kesempatan



Selengkapnya...

BUTA

Ketika kutemukan hatimu…
Tak lagi dapat kubendung rasa rinduku…
Apakah kamu tahu bahwa aku selalu menantimu?
Apakah kamu pernah sadari semua perasaanku?
Ketika semua telah terlewat waktu…
Kudapati ratapan pilu di dasar jiwaku…
Apakah ini tangis penyesalan?
Ataukah ini sebuah tangis yang justru merupakan kebahagiaan?
Aku tak tahu…
Apakah takdir ini menjebakku?
Membuatku termangu antara pilihan hati yang meragukanku…
Ataukah karena waktu yang tak ingin berdamai dengan hatiku…
Tapi hanya waktu yang dapat mengerti,
Nilai cinta…
Aku percaya…
Akan ada saatnya…
Allah mempertemukanku dengan belahan hati…
Yang mengerti dan pahami…
Tapi salahkah aku?
Jika sampai saat ini
Kuharap seseorang itu kau…
Dosakah aku?
Selengkapnya...